Tuesday, 29 March 2016

Keseharian Kaum Usang

Sebelum Adzan subuh berkumandang Mak Welas sudah terbangun dari tidur lelapnya akan mimpi indah dihari tua dengan menikmati kemewahan hidup.

Tersadar itu hanya sekedar mimpi lantas dia beranjak untuk mengambil air wudhu guna menunaikan kewajibannya sebagai hamba Tuhan untuk melaksanakan sholat subuh sebagai rutinitas hidup yang telah terlanjur redup.

Usai melipat mukena, langkah terarah ke arah dapur reyot untuk mengolah belanjaan yang dihutangnya dipasar tradisonal. Dengan sabar dia nemilah kacang tanah, nemisahkan pisang dari lirangnya, mengupas ubi, mencabuti bulu jagung untuk kemudian direbus secara terpisah. Bahan bakar kayu dengan sedikit minyak tanah mampu memyalakan harapan baru.

Menjelang surya terbit dengan gendongan dipunggungnya berisi rezeki ia melangkahkan kaki berkilo - kilo menuju kota tempat dimana biasa mangkal , meraih sapu membersihkan area sempit dibibir anak tangga untuk menjajakan dagangannya, terkadang hasil selama satu hari belum tentu cukup menopang kehidupanya walau hanya seorang diri , tak khayal sisa daganganya dibagikan secara gratis kepada tetangganya dan dimakan sendiri.

Hutang kian hari semakin menumpuk , masyarakat kota kini tak doyan nikmati makanan orang kampung , mereka lebih memilih belanja disuper market agar terlihat mentereng . jika ada yang membeli daganganya mungkin karena kasihan , Mak Welas pantang menyerah meniti hidup berjuta upaya dilakukan , baginya berdagang secara halal akan mendatangkan berkah tersendiri .

Setia menunggu pembeli , tersengat terik mentari , terkadang disertai guyuran hujan , saat itu juga tanpa kompromi lari tertatih - tatih sambil menyeret daganganya menepi diemper toko seorang China yang selalu berbaik hati padanya . Dalam hati resah berharap Satpol PP tak berada dihadapannya sebab jika itu terjadi dipastikan pulang hanya membawa selendang tanpa bisa melawan atas kesewenang - wenangan.

No comments:

Post a Comment

" Terimakasih atas kunjungannya ke blog ini, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan "