Sebelum kita membicarakan soal manusia pertama ini, terlebih dahulu kita bicarakan soal kebenaran Al Quran . Sebab dengan dasar ini kita nanti dapat menemukan titik persoalan tentang manusia pertama dengan sewajarnya.
Menurut Al Quran kebenaran itu hanyalah milik Allah swt.
" Kebenaran itu apa yang dari Tuhanmu, karena itu janganlah engkau menjadi ( seorang ) daripada mereka yang ragu - ragu ". Surat Al Baqarah 147
Ayat yang sama dengan ini terdapat juga dalam Surat Ali Imran 60.
Begitu juga menurut logika manusia, kebenaran itu adalah tunggal. Sehingga Ilmu Logika mengatakan: Jika ada dua hal yang bertentangan, maka tidak mungkin kedua - duanya benar, tidak mungkin kedua - duanya salah, yang benar adalah salah satu diantara keduanya, tidak ada pilihan lain.
Tetapi karena keterbatasan manusia, mungkin sebelum sampai kepada kebenaran yang sempurna, tetapi sudah memperoleh kebenaran sebagian dari kebenaran yang tunggal itu. Hal ini sudah dibuktikan dalam perkembangan ilmu pengetahuan manusia. Kadang - kadang memakan waktu yang sangat lama.
Menurut Al Quran kebenaran itu ada dua macam, yaitu:
1. Kebenaran sunnatullah
2. Kebenaran Dinnullah
1. Kebenaran Sunnatullah.
Kebenaran Sunnatullah ini adalah kebenaran hukum alam. Hukum yang berlaku bagi benda- benda mati, seperti tanaman, hewan, dan manusia sebagai makhluk fasik. Allah berfirman yang artinya:
" Dan tidaklah kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan kebenaran ". ( Surat Al Hijr 85 )
Ayat yang sama dengan itu terdapat pula dalam Surat Ar Rum 8, tetapi ayat yang menyatakan " Langit dan bumi diciptakan dengan kebenaran " tanpa memakai kata " Diantara keduanya ". cukup banyak ditemukan dalam Al Quran, diantaranya dalam Surat Al An ' Am 73, Surat Ibrahim 19, Surat Al Nahl 3, Surat Al Ankabut 44, dan Surat Al Rum 5.
Hukum ini mengatur gerak alam. Gerak alam membentuk peristiwa dalam hubungan sebab akibat. Alam fisik ini mematuhi hukum tersebut. Allah berfirman yang artinya:
" Dan kepadanyalah berserah diri apa - apa yang ada dilangit dan di bumi dengan suka dan dengan terpaksa dan kepadanyalah mereka akan dikembalikan ". ( Surat Ali Imran 83 )
" Dan kepada Allahlah bersujud apa yang ada dilangit dan dibumi, dengan suka dan dengan terpaksa dan bayangan mereka di waktu pagi dan petang ". ( Surat Ar Ra ' du 15 )
Sehingga gerakannya tetap, dan karena itu bersifat pasti. Allah berfirman yang artinya:
" Maka tidaklah akan engkau temui perubahan bagi sunnatullah dan tidaklah akan engkau temui perpalingan bagi sunnatullah ". ( Surat Fathir 43 )
Dan segala sesuatu diciptakan Allah dengan ukurannya tertentu.
" Sesungguhnya tiap- tiap sesuatu kami telah menciptakannya dengan ukuran tertentu ". ( Surat Al Qomar 49 )
" Dan tiap - tiap sesuatu di sisinya dengan ukuran tertentu ". ( Surat Ar Ra ' du 8 )
" Dan tidak ada sesuatu apapun, melainkan disisi kamilah perbendaharaan dan kami turunkan dengan ukuran yang dipastikan ". ( Surat Al Hijr 21 )
Karena itu gerakan ini mewujudkan harmoni dalam kehidupan alam.
Manusia datang meneliti dan merumuskannya dengan hukum alam, sehingga timbullah ilmu. Ilmu ini sama diseluruh dunia ( tunggal ). Dengan demikian berarti manusia telah mengakui kebenaran ini.
2. Kebenaran Dinnullah.
Kebenaran Dinnullah adalah kebenaran hukum agama Allah. Hukum ini berlaku untuk manusia sebagai makhluk rohani. Allah berfirman yang artinya:
" Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasehat atau pelajaran dari Tuhanmu dan pengobat bagi yang ada dalam dada ( rohani ) dan ( telah datang ) pimpinan serta rahmat bagi orang - orang Mu ' min ". ( Surat Yunus 57 )
Ayat ini menyatakan bahwa agama Allah itu adalah sebagai obat rohani, sebagai untuk memimpin, sebagai rahmat bagi manusia.
Karena itu hukum agama Allah mengatur gerak atau tingkah laku manusia, agar tercipta pula keharmonisan dalam kehidupan manusia. Gerak dan tingkah laku manusia berasal dari rohaninya. Maka untuk teraturnya gerak dan tingkah laku manusia, rohaninya itulah yang harus dinasihati dan dipimpin.
Jadi manusia berlaku kedua hukum itu. Sebab manusia terdiri dari jasmani ( fisik ) dan rohani. Tetapi manusia di dalam hal mematuhi hukum agama ini menggunakan akalnya., mungkin patuh dan mungkin pula ingkar atau menyeleweng. Allah berfirman yang artinya:
" Sesungguhnya kami telah menunjukannya jalan, tetapi ada pada diantaranya yang berterimakasih ( menerima ) dan ada pula yang ingkar ( menolak ) ". ( Surat Al Insan 3 )
Karena itu terjadilah ketidak harmonisan dalam kehidupan manusia.
Dalam Hal hukum agama ini, manusia belum lagi mengadakan penelitian sebagai penelitian yang telah diadakannya terhadap hukum alam. Hal ini menyebabkan:
1. Manusia belum lagi menemukan kebenarannya sebagaimana menemukan kebenaran hukum alam.
2. Manusia masih belum sama dalam penerimaanya sebagaimana sama dengan penerimaanya mereka terhadap hukum alam.
Tetapi barang siapa yang menelitinya sebagaimana dia meneliti hukum alam, pasti akan menemukan kebenerannya dan akan sama diantara semua manusia.
Sebagai contoh kita kemukakan Dr. Maurice Bucaille menghabiskan waktu, tenaga, fikiran dan biaya untuk neneliti " Bible, Al Quran, dan Modern ". Akhirnya dia nenemukan bahwa Al Quran adalah wahyu illahi yang murni, Al Quran tidak mengandung pernyataan yang dapat di kritik dari segi pandangan ilmiyah di zaman modern ini, Dalam islam agama dan sains selalu dia anggap sebagai saudara kembar. Dari semula mempelajari sains merupakan bagian dari kewajiban keagamaan.
Hal ini beliau kemukakan dalam buku beliau " La Bible, Le Qoran Et La Science ", judul buku tersebut berasal dari penelitian beliau.
Kemudian Dr. Syauki Futaki lain lagi caranya. Beliau bersama beberapa orang kawannya dari rumah sakit yang beliau pimpin, mengadakan diskusi yang continue selama tiga tahun tentang agama- agama di dunia. Akhirnya mereka sampai pula kepada kesimpulan yang dikemukakan oleh Maurice di atas. Lalu mereka memeluk islam, kemudian mengembangkannya sedemikian rupa, sehingga dalam masa kurang lebih 7 tahun saja mereka telah dapat mengislamkan kurang lebih 140. 000 rakyat jepang.
Dari uraian- uraian diatas, jelaslah bagi kita bahwa kebeneran itu tunggal, yaitu dari tuhan, dan memiliki dua macam hukum, yaitu hukum alam dan hukum agama. Tetapi antara keduanya selalu bersesuaian. Jika terjadi atau terdapat perbedaan, hal ini mungkin karena Ilmunya belum benar, atau pemahaman ayatnya belum benar. Kini tibalah saatnya untuk membicarakan manusia pertama itu. Yang jelas pada saat ini antara ilmu dan Al Quran tentang manusia pertama ini belum lagi ada kesesuaian. Bahkan Yusub Suib ( Seorang ulama dan ahli sejarah ) dari medan, berdasarkan:
1. Pengertian kata " khilafah " dalam Surat Al Baqarah ayat 30 yang artinya:
" Dan ingatlah tatkala Tuhanmu berkata kepada malaikat: Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang Khilafah di bumi ".
2. Analisa Ilmiyah tentang kapan munculnya manusia dibumi ini.
Menyatakan: bahwa Adam yang tersebut dalam sambungan ayat Al Baqarah 30 ini, yaitu ayat Al Baqarah 31, bukanlah manusia pertama. Tetapi tulisan beliau tentang hal ini yang dimuat dalam majalah " Harmoni " tahun 1979 yang lalu, mendapatkan tanggapan yang amat luas, bahkan ada yang datang dari mesir, yaitu dari seorang putra indonesia yang sedang belajar disana.
Disini kita tidak akan membicarakannya secara meluas, artinya dengan mengemukakan semua pendapat ahli ilmu tentang hal ini, kemudian juga pendapat Al Quran dalam pandangan berbagai kalangan ulama, tetapi akan membatasi diri mengutip uraian A. Hassan Bangil dalam buku " Soal Jawab " nya jilid 3 hal. 1302- 1309, sebagai berikut:
Soal : Benarkah Nabi Adam manusia pertama ?
Jawab :
Tentang Nabi Adam ini, ada dua macam pendapat orang yang berkata Nabi Adam " bukan manusia pertama ". Dan ada pula yang menetapkan, Nabi Adam itulah " Manusia yang mula- mula sekali ". Dua golongan ini bukan tanpa alasan.
Alasan dari dua golongan tersebut yang pertama dari teori Darwin, dan yang kedua dari beberapa ayat Al Quran ( pada pandangannya ).
No comments:
Post a Comment
" Terimakasih atas kunjungannya ke blog ini, silahkan berkomentar dengan baik dan sopan "